Pop Art: Mandailing yang Merantau

Kali ini seorang client memintaku untuk berkolaborasi dalam proyek budaya silaturahmi antar marga Mandailing di Jakarta dan  tema Mandailing Merantau. 

Kaos dengan tema  Mandaing Merantau





Dalam briefing, budaya Mandailing harus menonjol, kerap budaya mandailing diklaim berbeda dengan budaya batak. Dengan catatan bahwa yang ingin ditonjolkan adlah budaya Mandailing yang merantau 

Ketika riset, tidak banyak informasi mendalam soal Mandailing yang merantau. Beberapa profil dan publik figur dari marga mandailing muncul di beberapa informasi internet. Sampai aku menanyakan konsep yang lebih dalam pada client yang memang orang Mandailing yang tinggal di ibukota. 

Sebagai pencerahan hasil riset untuk ilustrasi popart ini sebagai  berikut  : 


Mandailing Merantau

Pemuda Mandailing kerap merantau meninggalkan kampungnya atas tawaran sanak saudaranya yang lebih dulu merantau dan memiliki usaha, umumnya usaha warung kelontong. Seperti khalayak orang menyebutnya Warung ucok. 

Berbeda dengan warung Madura, Warung ucok memiliki kekhasan tersendiri, diantaranya tidak beroperasi sampai 24 jam, interior storage item-item yang dijual juga khas, termasuk menyimpan galon di depan, kulkas pendingin, etalase rokok kecil diatas etalase utama dan lain-lain.   

Saat merantau, bus ALS (Antar Lintas Sumatera) menjadi iconik, terlepas dari  tujuan merantau, entah itu untuk berkuliah atau bekerja. 

sketsa awal; konsep dasar


Jika seorang Mandailing merantau telah sukses artinya dia memiliki cabang warung kelontong di tempat lain, tolak ukur ini bisa membuat mereka bangga untuk pulang ke kampung dengan keluarganya menggunakan mobil (terlepas itu mobil sewaan atau milik sendiri, membawa mobil sendiri adalah kebanggaan 😀 ).

finishing sketsa


Dua falsafah hidup orang mandailing yang terkenal:   Ra dot inda maila artinya mau dan tidak malu. Maka ilustrasi ini divisualisasikan beberapa pekerja keras. Inda Angkon Sarupo, artinya memilih untuk berbeda dan filsafat itu memantik semangat orang Mandailing untuk tinggal di Ibukota secara inklusif dan terbuka.  





Silaturahmi Antar Mandailing

Umumnya silaturahmi, icon-icon seperti makanan khas, tarian khas, nyanyian-musik asal Mandailing dimasukkan ke dalam ilustrasi pop art ini. 





Selain itu, budaya bersilaturahmi ala Mandailing juga ditonjolkan pada karya ini, seperti minum kopi, bersalaman, memberi sambutan, memberi penghormatan dengan ulos. 


Sketsa akhir; Silaturahmi Mandailing 
Teraplikasikan pada kaos komunitas PARMATA. 





Post a Comment

0 Comments